Tuesday 10 November 2015

TEKNOLOGI RFID DI PERPUSTAKAAN



Riki Nuryadin

Perpustakaan adalah organisasi yang berkembang.  semakin besar perpustakaan maka tuntutan akan penyelenggaraan perpustakaan yang lebih baik pun turut berkembang, seiring dengan itu maka permasalahan perawatan, dan sistem keamanan perpustakaan pun turut mengiringi “trend” ini.  Perkembangan teknologi dan implementasi nya diperpustakaan bisa jadi merupakan jawaban atas tantangan perkembangan ini, dan salah satunya adalah teknologi RFID.
Radio Frequency Identification atau biasa disingkat dengan RFID adalah teknologi identifikasi yang menggunakan gelombang radio, teknologi ini pertama kali digunakan ketika perang dunia ke II yang digunakan oleh tentara sekutu untuk mengidentifikasi pesawat kawan atau musuh,  sementara RFID modern di patenkan oleh Mario Cardullo pada tahun 1973 yang merupakan sebuah transpoder[1] radio pasif dengan memory di dalamnya . Alat pantulan tenaga pasif pertama didemonstrasikan pada tahun 1971 kepada Perusahaan Pelabuhan New York (New York Port Authority) dan pengguna potensial lainnya. Alat ini terdiri dari sebuah transponder dengan memori 16 bit untuk digunakan sebagai alat pembayaran bea.


A.      Prinsip Kerja RFID
RFID merupakan sistem identifikasi dengan menggunakan gelombang radio, dibutuhkan minimal tiga perangkat supaya sistem ini bisa digunakan, yaitu tag, RFID reader dan antena. Tag merupakan alat yang digunakan sebagai alat identifikasi yang disimpan pada objek yang bersangkutan, tag rfid memiliki jenis yang berbeda-beda, tag rfid pasif, aktif dan tag rfid pasif yang menggunakan baterai, tag rfid ini memiliki baterai on board  dan dapat aktif ketika terjadi proses pembacaan oleh RFID reader .
Tag RFID ini ada yang bersifat read only,  dan bersifat read/write. Read only berarti tag RFID yang digunakan tidak dapat di tulis ulang (hanya dibaca saja informasi nya), sedangkan read/write dapat dibaca dan  ditulis ulang berkali-kali, tag jenis ini yang biasa nya digunakan di perpustakaan, karena dapat menyimpan informasi melalui proses write itu tadi dan kemudian menampilkan kembali data/informasi untuk dapat dibaca.
RFID reader/writer  digunakan untuk dapat membaca data/informasi yang terdapat pada tag,   RFID reader ini terdiri dari dua jenis yaitu RFID reader pasif (Passive Reader Active Tag disingkat PRAT) dan RFID reader aktif  (Active Reader Passive Tag disingkat ARPT). RFID dapat disesuaikan pada berbagai frekuensi untuk menangkap berbagai kanal frekuensi berbeda, oleh karena nya RFID  reader dan tag RFID harus memiliki frekuensi yang sama, berikut adalah beberapa frekuensi yang biasa di gunakan oleh RFID dan penggunaanya.




 Antena pada RFID terdiri dari dua jenis yaitu : tag-antenna (antena tag) yaitu antena yang berada pada tag RFID dan reader-antenna (antena reader) antena yang berada pada RFID readerI, untuk lebih jelas nya di ilustrasikan apda gambar berikut ini :


A.      Perbedaaan antara RFID dan Barcode
Terdapat beberapa perbedaan antara penggunaan RFID dan Barcode, antara lain :
1.       Beberapa item (koleksi) dapat dibaca secara bersamaan oleh RFID, sementara barcode harus dibaca satu per satu
2.       Informasi dapat dibaca menggunakan RFID jauh lebih cepat dibandingkan dengan barcode
3.       Tidak diharuskan membuka (mencari) nomor identifikasi item (koleksi) apabila menggunakan RFID, apabila menggunakan barcode nomor identifikasi harus dicari.
4.       Terdapat informasi tambahan apabila menggunakan tag RFID yang memiliki memory di dalamnya.
5.       RFID tag bisa digunakan untuk lebih dari 10000 kali pembacaan/penulisan
Keuntungan menggunakan RFID sebagai teknologi identifkasi dibanding dengan sistem lainnya :
1.       Memiliki memory yang dapat menyimpan data
2.       Bentuk dan design yang flexibel sehingga mudah digunakan pada berbagai macam jenis produk
3.       Memungkinkan digunakan untuk pelayanan mandiri (self service)
4.       Dapat digunakan sebagai sistem pengamanan
5.       Beberapa jenis tertentu memungkinkan pembacaan data yang lumayan jauh
6.       Tidak seperti barcode rfid relatif lebih tahan terhadap kotor
Meskipun memiliki banyak keuntungan, tapi juga ada beberapa hal yang mesti dipertimbangkan ketika menerapkan teknologi RFID ini di perpustakaan antara lain :
1.       Teknologi RFID biaya pengadaan maupun perawatannya jauh lebih mahal daripada teknologi barcode
2.       Kemungkinan blok signal tag RFID
3.       Penggantian tag RFID lebih rumit dibandingkan barcode
4.       Sensor pengaman yang tidak efektif 100 %  (terjadi di hampir seluruh jenis penggunaan RFID)
5.       Tidak ada standar internasional untuk penggunaan teknologi RFID ini.
Karena nya diperlukan semacam catatan khusus yang nantinya akan dijadikan sebagai wacana pengembangan program dimasa yang akan datang, dimana semua nya mengacu pada kondisi/keadaan yang terjadi saat ini.
B.      Teknologi RFID di Perpustakaan
Penggunaan teknologi RFID berkembang dengan sangat pesat, terutama digunakan untuk program-program otomasi perpustakaan, dan sistem pengamanan. RFID menawarkan banyak kemudahan dibadingkan dengan teknologi identifikasi lainnya seperti barcode. RFID di perpustakaan biasa nya digunakan untuk :
1.       Pelayanan transaksi mandiri
Teknologi RFID memungkinkan pengguna untuk melakukan proses transaksi peminjaman/pengembalian mandiri, tanpa perlu lagi menghubungi (bantuan) petugas, pelayanan peminjaman/pengembalian ini biasa nya menggunakan sebuah perangkat yang disebut dengan MPS singkatan dari Multi Purpose Station, dimana pengguna dapat menggunakan nya untuk proses peminjaman dan pengembalian koleksi.
2.       Book Drop System
Book Drop System  memungkinkan proses pengembalian koleksi oleh pengguna dilakukan kapan saja, tidak terbatas waktu, bahkan pada hari libur sekali pun. Book Drop ini biasanya ditempatkan di luar gedung perpustakaan yang terintegrasi dengan gedung perpustakaan, dan sama hal nya seperti ATM, dapat bekerja selama 24 jam nonstop.
3.       Pengaman Buku (EAS GATE)
Buku yang telah dipinjam melalui proses transaksi di MPS secara otomatis sistem pengamannya akan dibuka, sehingga ketika melalui EAS GATE tidak akan memberikan reaksi apa pun, sebaliknya bila buku dibawa tanpa melalui proses transaksi terlebih dahulu, maka GATE akan menyala dan menandakan bahwa koleksi yang bersangkutan belum dipinjam.
4.       Stock Opname
Digunakan untuk mengetahui jumlah koleksi yang terdapat diperpustakaan, karena sifat dari tag yang memiliki memory, maka proses stock opname ini bisa dilakukan dengan cepat, RFID reader yang digunakan untuk proses stock opname ini biasa nya merupakan RFID reader yang bersifat portabel.

C.      Implementasi RFID di Perpustakaan
Metodologi implementasi RFID di perpustakaan bisa terbagi kedalam beberapa fase (tahapan), antara lain : ketersediaan dana, jenis koleksi yang akan menggunakan RFID, program yang telah digunakan sebelumnya, kemungkinan perlakuan terhadap data, dan lain sebagainya. Selain itu juga kesiapan dari petugas perpustakaan untuk beralih teknologi merupakan bahan pertimbangan yang tidak kalah pentingnya.
Konversi data mungkin diperlukan apabila perpustakaan telah menggunakan program yang telah ada  sebelumnya, diperlukan seorang programmer atau stasiun konversi untuk dapat mengintegrasikan program yang telah ada sebelumnya dengan program yang lebih baru.   Pemasukan data pada tag RFID pada akhirnya dapat dimasukan kedalam proses pengkatalogan, walau pun mungkin pada awal nya memerlukan proses adaptasi dikarenakan adanya sistem yang baru.
Penggunaan RFID bisa jadi digunakan untuk seluruh koleksi atau pun dilakukan secara parsial, tergantung dari kesiapan dan ketersediaan dana untuk dapat mengimplemtasikannya, pengembangan program mungkin dilakukan setelah proses implementasi ini selesai, pengembangan program bisa berwujud implementasi RFID pada beberapa bagian baru, atau pun program terpisah yang menunjang program yang menggunakan teknologi ini.


Kesimpulan
                RFID sangat menunjang program yang ada diperpustakaan, terutama untuk keperluan otomasi perpustakaan dan sistem pengaman, teknologi RFID memungkinkan proses transasksi perpustakaan dilakukan dengan secara mandiri dengan proses transaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan sistem manual atau pun program otomasi biasa.  Sangat penting sifatnya untuk mendidik petugas perpustakaan dan pengguna perpustakaan tentang bagaimana caranya menggunakan perangkat teknologi RFID di perpustakaan.



[1] Transponder merupakan singkatan dari transmitter responder yang bermakna sebuah perangkat otomatis yang menerima, memperkuat dan mengirimkan sinyal dalam frekuensi tertentu


No comments:

Post a Comment

Repositori Institusional Di Perguruan Tinggi

Oleh : Riki Nuryadin riki.nuryadin@upi.edu riki.nuryadin@gmail.com Abstrak: Institusional repositori adalah sebuah wadah o...