Tuesday 10 November 2015

Belajar dan Pembelajaran



Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Perubahan itu mungkin merupakan suatu penemuan informasi atau penguasan suatu keterampilan yang sudah ada, mungkin pula bersifat penambahan dari informasi atau pengetahuan atau keterampilan yang telah ada.
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.Manusia banyak belajar sejak lahir dan ada yang berpendapat sebelum lahir.Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat erat kaitannya.“Belajar adalah perubahan prilaku seseorang akibat pengalaman yang didapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru” (Yamin, 2008:122).

Dengan bahasa singkat, belajar merupakan pemrosesan informasi oleh siswa. Prosesnya melalui persepsi, penyimpanan informasi, dan pemanfaatan kembali informasi tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman
Dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar berada dalam diri siswa, tapi guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.
‘Belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru’ Anthony Robbins (dalam Trianto, 2010:15). Pandangan Anthony Robbins senada dengan yang dikemukakan oleh Jerome Brunner bahwa ‘belajar adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang dimilikinya’. “Jadi belajar disini diartikan sebagai proses perubahan prilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri” (Trianto, 2010:16).
Skinner (dalam Dimyati, dkk 2009:9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada setiap orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Menurut Gage:1984 (dalam Dimyati, dkk 2009:10) belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kongitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru (Dimyati, dkk 2009:10).
   Sementara pembelajaran adalah suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Rusman 2011: 1).

Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain (Mayer, W. J., dalam Trianto, 2010:21).
Proses pembelajaran di kelas untuk para siswa hendaknya mengarahkan, Membimbingdan mempermudah dalam penguasaan sejumlah materi sehingga pada akhirnya hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Seorang guru diharapkan untuk mahir dalam menerjemahkan materi yang sulit menjadi mudah untuk dipelajari, oleh karena itulah diperlukan suatu rencana atau pola dalam pembelajaran sehingga terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif.
Adapun proses pembelajaran menurut Soekamto (dalam Trianto, 2010: 22) mengemukakan bahwa:
Model pembelajaran yaitu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan keaktifan belajar mengajar’.Sehingga keaktifan pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan yang tertata secara sistematis
.
Dari berbagai pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu tata cara, pola, strategi bagi guru yang berhubungan erat dalam proses belajar mengajar untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi tercapainya tujuan pendidikan.Model  pembelajaran harus bersifat utuh dan terpadu melibatkan serta mengembangkan berbagai potensi belajar siswa.

Hasil Belajar
Hasil belajar dapat berupa kemampuan intelektual, sikap maupun keterampilan psikomotor (skills). Bloom (Asri, 2005:75) mendefinisikan hasil belajar sebagai hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
1.      Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. Bloom membagi ranah kognitif ke dalam 6 jenjang kemampuan yaitu:
  1. Recall of data (Hafalan/C1)
Merupakan kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah yang telah dipelajari. Tingkatan ini merupakan tingkatan yang paling rendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Kemampuan yang dimiliki hanya kemampuan menangkap informasi kemudian menyatakan kembali informasi tersebut tanpa harus memahaminya. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menyebutkan, mendefinisikan, menggambarkan.
  1. Comprehension (Pemahaman/C2)
Merupakan kemampuan untuk memahami arti, interpolasi, interpretasi instruksi (pengarahan) dan masalah. Pemahaman merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berfikir dimana siswa dituntut untuk memahami, mengetahui sesuatu hal dan dapat melihatnya dari beragai segi. Pada tingkatan ini, selain hapal siswa juga harus memahami makna yang terkandung misalnya dapat menjelaskan suatu gejala, dapat menginterpretasikan grafik, bagan atau diagram serta dapat menjelaskan konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menyajikan, menginterpretasi, menjelaskan.
  1. Application (Penerapan/C3)
Merupakan kemampuan untuk menggunakan konsep dalam situasi baru atau pada situasi konkret. Tingkatan ini merupakan jenjang yang lebih tinggi dari pemahaman. Kemampuan yang diperoleh berupa kemampuan untuk menerapkan prinsip, konsep, teori, hukum maupun metode yang dipelajarinya dalam situasi baru. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu mengaplikasikan, menghitung, menunjukkan.
  1. Analysis (Analisis/C4)
Merupakan kemampuan untuk memilah materi atau konsep ke dalam bagian-bagian sehingga struktur susunannya dapat dipahami. Dengan analisis diharapkan seseorang dapat memilah integritas menjadi bagian-bagian yang lebih rinci atau lebih terurai dan memahami hubungan bagian-bagian tersebut satu sama lain. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menganalisa, membandingkan, mengklasifikasikan.
  1. Synthesis (Sintesis/C5)
Merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Kemampuan sintesis merupakan kemampuan menggabungkan bagian-bagian (unsur-unsur) sehingga membentuk pola yang berkaitan secara logis atau mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya satu dengan yang lain. Kemampuan ini misalnya dalam merencanakan eksperimen, menyusun karangan, menggabungkan objek-objek yang memiliki sifat sama ke dalam satu klasifikasi. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menghasilkan, merumuskan, mengorganisasikan.
  1. Evaluation (Evaluasi/C6)
Merupakan kemampuan untuk memuat pertimbangan (penilaian) terhadap suatu situasi, nilai-nilai atau ide-ide. Kemampuan ini merupakan kemampuan tertinggi dari kemampuan lainnya. Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, materi dan kriteria tertentu. Untuk dapat membuat suatu penilaian, seseorang harus memahami, dapat menerapkan, menganalisis dan mensintesis terlebih dahulu. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menilai, menafsirkan, menaksir, memutuskan.
2.      Ranah afektif berkaitan dengan perkembangan emosional individu misalnya sikap, apresiasi, dan motivasi. Bloom membagi ranah afektif dalam lima kategori, yang terdiri dari penerimaan, pemberian respon, penilaian, pengorganisasian dan karakteristik.
3.      Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan manual fisik (skills). Aspek psikmotor dibagi menjadi lima kategori yaitu peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi dan pengalamiahan.
Tabel 
Penggolongan Perilaku Menurut Bloom Dalam Ranah Kognitif
Jenis Perilaku
Kemampuan Internal
Cara pengungkapan
Hafalan
(recall of data)
-       Menyatakan kembali (Misalnya: istilah, fakta, aturan, urutan metode)

-    mengidentifikasikan, menyebutkan, menunjukkan, memberi nama, memilih, menjodohkan, dll
Pemahaman
(compherension)
-    Menterjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, dan menentu-kan (metode, prosedur)
-       Memahami (konsep, kaidah, prinsip)
-       Menginterprestasikan (tabel, grafik, bagian)
- menjelaskan, mengurangi, merumuskan, merang-kum, menerangkan, mengubah, menyadur, meperkirakan, menggantikan, meringkas, mengembangkan, dll

Penerapan
(application)
-       Memecahkan  masalah, membuat bagan dan grafik, meggunakan (metode, prosedur, konsep, kaidah, prinsip)

- mendemonstrasikan, menghu-bungkan, memperhitungkan, membuktikan, menunjukkan, menemukan, dll
Analisis
(analysis)
-       Mengenali kesalahan, membedakan (fakta, interprestasi data dari kesimpulan)
-       Menganalisis (struktur dasar)
- memisahkan, menerima, menyisihkan, memilih, menghubungkan, memban-dingkan, membagi, menunjukkan hubungan.
Sintesis
(synthesis)
-       Menghasilkan (klasifikasi, karangan, kerangka teoritis)
-       Menyusun (rencana, skema, program kerja)
- mengkategorikan, mengkombinasikan, mengarang, menciptakan, mendesain, mengatur, menyimpulkan,merancang
Evaluasi
(evaluation)
-       Menilai berdasarkan norma internal dan eksternal
-       Mempertimbangkan
- mengkritik, membuktikan, memberi argumen, menafsirkan, membahas.
Dalam penelitian ini, dengan mempertimbangkan waktu dan tujuan maka hasil belajar yang diukur hanya dari aspek kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Pengukuran hasil belajar ini diharapkan mampu melihat peningkatan hasil belajar dari siswa agar tercapai tujuan dari proses pembelajaran.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Sinar Grafika Offset.
Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono.(2009). BelajardanPembelajaran. Jakarta: RinekaCipta

 

 

Hermawan, Ruswandi. Mujono. Ayi Suherman. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung : UPI Press

 

Ibrahim, M. (2000).PembelajaranKooperatif. Surabaya: University Press

 

 

Karli, H. dan Margaretha, S. (2002). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi 2. Bandung: Bina Media Informasi.

Kasbolah, Kasihani. (1998). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud.

Lie, A. (2002) Cooverative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.

 

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

 

Slavin, R. E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sudjana. (2006). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sukardi.(2008). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.Jakarta: Bumi Aksara.

 

Trianto.2010. Mendesain Model-Model Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenanda Media Group.

 

Widyantini, Th. 2008. PenerapanPendekatanKooperatifdalamPembelajaranMatematika SMP.Yogyakarta.DepartemenPendidikanNasional.


Yamin, Martinis. 2008. ParadigmaPendidikanKonstruktinistik. Jakarta: GaungPersada Press

No comments:

Post a Comment

Repositori Institusional Di Perguruan Tinggi

Oleh : Riki Nuryadin riki.nuryadin@upi.edu riki.nuryadin@gmail.com Abstrak: Institusional repositori adalah sebuah wadah o...