Tuesday 29 March 2011

Perintah agar Berpegang Teguh kepada Quran dan Sunnah, serta Menjauhi Bid'ah

Sumber ajaran agama adalah Al Qur'an dan Sunnah, tetapi dalam hal ini masih terdapat kekeliruan di kalangan umat islam, yaitu :

1. Ada yang berpegang kepada Quran saja, dan tidak kepada Sunnah Nabi SAW., seperti aliran ingkar sunnah
2. Ada yang berpedoman kepada Al-Quran dan Hadits, tetapi tidak selektif apakah hadits itu shahih atau dhaif
3. Ada yang berpedoman kepada Al-Quran dan Hadits, akan tetapi selektif hanya menurut guru atau amir nya dan tidak menggunakan standar ilmu musthalah hadits, biasa nya hanya dilandaskan pada perasaaan satu golongan, atau satu jamaah, meskipun definisi jamaah menurut islam tidak mereka fahami dengan benar.
4. Ada orang yang melandaskan nya pada kabar atau perasaan saja, tanpa pernah menemui Quran dan Hadits.



Dalam hal ini tentu saja kita harus berpedoman kepada Al-Quran dan Hadits sesuai dengan kajian ilmunya, berikut adalah firman Alloh SWT :

ا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً


Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Quran 4:59)

Keterangan :

Dalam ayat tersebut terkandung beberapa perintah, yaitu :
1. Perintah taat kepada Allah SWT dengan mutlak, baik yang dimenegerti oleh akal maupun tidak.
2. Perintah taat kepada Rosul, juga dengan mutlak
3. Perintah taat kepada Ulil Amri, selama Ulil Amri itu taat kepada Alloh SWT dan Rosul-Nya.
4. Jika terjadi perselisihan di kalangan umat islam, selesaikan lah urusan nya dengan mengembalikan kepada Alloh SWT dan Rosul-Nya sebagai pemberi kata putus.
5. Tidak ada taat kepada Ulil Amri, jika perintah nya menyalahi aturan Alloh SWT dan Rosululloh SAW.

Allah SWT berfirman :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (Quran Al Ahzab 33:21)


Maksud dari ayat diatas adalah pada pribadi Nabi itu terdapat Uswatun Hasanah untuk diteladani oleh seluruh umat nya, baik itu ibadah, munakalah, mu'amalah, juga siyasah.

Perintah berpegang teguh pada Quran dan Hadits

Rosululloh SAW bersabda :

تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا مَسَكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ نَبِيّهِ. مالك، فى الموطأ

Dari Katsir bin Abdillah, dari ayah nya dari kakeknya r.a, ia berkata sesungguhnya Rosululloh SAW, bersabda : Kutinggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang kamu tidak akan sesat apabila kamu berpegang teguh kepada keduaya, yaitu : Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya". (HR. Malik dalam Al-Muwaththa’ juz 2)

Dalam hadits yang lain :

Dari Ibnu 'Abbas r.a ia berkata : Sesungguhnya Rosululloh SAW., khutbah dihadapan orang-orang pada waktu haji wada'. Beliau bersabda :"Sesungguhnya syetan telah berputus asa untuk disembah di negeri mu, akan tetapi ia ridho untuk dita'ati dalam hal-hal selain itu dari apa-apa yang kamu anggap sepele. Maka berhati-hatilah kamu. Sesungguhnya aku telah meninggalkan sesuatu bagimu, jikalau kamu berpegang teguh dengan nya, maka kamu tidak akan sesat selama nya, (yaitu) Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya (H.R. Hakim; at-Targhib, 1:60)

Larangan membuat perkara-perkara Baru (Bid'ah) dalam Agama

عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ اَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ. مسلم

Dari ‘Aisyah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan perintah kami, maka ia tertolak”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1344]


عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ اَحْدَثَ فِى اَمْرِنَا هذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. مسلم

Dari ‘Aisyah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengada-adakan dalam perintah kami ini, apa-apa yang bukan dari padanya, maka ia tertolak”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1343]

قَالَ ابْنُ عِيْسَى قَالَ النَّبِيُّ ص: مَنْ صَنَعَ اَمْرًا عَلَى غَيْرِ اَمْرِنَا فَهُوَ رَدٌّ. ابو داود

Ibnu ‘Isa berkata, Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang berbuat sesuatu urusan selain dari perintah Kami, maka ia tertolak”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 200]


عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنّى. مسلم

Dari Anas RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka ia bukan dari golonganku”. [HR. Muslim juz 2, hal. 1020]

Ini artinya tidak bisa kita mengada-adakan sesuatu kemudian membuatnya menjadi suatu ibadah, atau mengatakan ini suatu ibadah, sedangkan petunjuk mengenai hal itu tidak ada dalam Qur'an maupun hadits Nabi SAW.


نْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلاِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا اْلغُرَبَاءُ؟ قَالَ: اَلَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ عِنْدَ فَسَادِ النَّاسِ. الطبرانى فى الكبير

Dari Sahl bin Sa’d As-Saa’idiy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing, maka berbahagialah orang-orang yang asing”. Para shahabat bertanya, “Siapakah orang yang asing itu ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Yaitu orang-orang yang memperbaiki ketika manusia dalam keadaan rusak”. [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 6, hal. 164, no. 5867].

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بَدَأَ اْلاِسْلاَمُ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. مسلم

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing sebagaimana semula asing. Maka berbahagialah bagi orang-orang yang asing”. [HR Muslim juz 1, hal. 130]

Ini artinya islam berawal asing dan tidak dikenal, dan pada akhirnya akan kembali asing dan tidak dikenal, yang dimaksud disini adalah bukanlah nama islam nya, akan tetapi sumber-sumber ajaran islam, hingga orang merujuk tidak lagi kepada kitab nya yaitu Al-Quran dan Sunnah Nabi-Nya yaitu Al-Hadits, akan tetapi di ganti oleh perkataan-perkataan imam, kyai, orang-orang yang di tua kan, perasaan dan akal.

No comments:

Post a Comment

Repositori Institusional Di Perguruan Tinggi

Oleh : Riki Nuryadin riki.nuryadin@upi.edu riki.nuryadin@gmail.com Abstrak: Institusional repositori adalah sebuah wadah o...