Wednesday 4 May 2011

Jangan Menderum Seperti Unta ....


Jangan menderum seperti unta, maksud nya adalah tata cara turun untuk sujud dalam sholat, hadits ini dikenal dengan sebutan hadits Buruk al-Bair, berikut adalah haditsnya :

إذا سجد أحدكم فلا يبرك كما يبرك البعير وليضع يديه قبل ركبتيه.
“Apabila salah seorang di antara kalian sujud, maka janganlah turun untuk sujud sebagaimana menderumnya onta, dan hendaklah ia meletakkan dua tangannya sebelum dua lututnya” (HR. Ahmad 2/381; Abu Dawud no. 840; An-Nasa’I no. 1090).

Hadits diatas dijadikan pegangan ulama yang berpendapat bahwa sujud harus mendahulukan kedua buah tangan sebelum kaki.  Hanya saja yang menjadi pertentangan disini adalah pernyataan pada awal hadits dengan akhir hadits berbeda. Pendapat ini diutarakan oleh Ibnu al-Qayyim yang menyatakan bahwa hadits tersebut wallahu a’lam terdapat kesalahan, karena awal haditsnya menyalahi akhir hadits, yaitu apabila seseorang mendahulukan kedua tangan sebelum lutut, itu berarti turun seperti turun nya unta, karena unta jika turun suka mendahulukan tangan nya (kaki depan) Zad al-Maad 1:117). Pendapat yang sama pun di utarakan oleh Ibnu al-Qayyim dalam catatan Bulughul al-Maram, hal :63)

Dengan keterangan diatas, berarti Ibnu Qayyim menilai hadits tersebut adalah maqlub fil matan, atau redaksi nya terbalik, sebagaimana yang terjadi pada salah satu hadits muslim dibawah ini :

“dan seorang laki-laki yang bersedekah, kemudian ia menyembunyikan sedekah nya, sampai tangan kanan pun tidak tahu apa yang di infakkan oleh tangan kirinya (H.R. Muslim).

Seperti kita ketahui bahwa biasa nya orang memberikan sedekah dengan tangan kanan, bukan tangan kiri nya, maqlub fil matan ini merupakan salah satu istilah yang memang di kenal dalam mustolahul hadits. Adapun arti dari Al-Maqlub sendiri adalah seperti di bawah ini

Maqlub artinya : yang dipalingkan, yang dibalikan, yang di tukar, yang diubah, yang terbalik (A. Qadir Hassan, Ilmu Musthalah Hadits  :162)

Maqlub yang dimaksud oleh ahli hadits adalah :
“satu hadits yang pada sanad nya atau matan nya ada tukaran, perubahan atau palingan dari semseti nya. (Sy. Alfiyah Suyuti :76). Menurut ini maqlub itu :
1.       Ada pada sanad
2.       Ada pada matan

Maqlub pada sanad adalah satu hadits yang nama rawi nya terbalik dari semestinya, maklum nya adalah urutan periwayatan sanad, sementara Maqlub matan adalah satu hadits yang matan nya terbalik dari semestinya atau kebiasaannya.

Selain itu ada hadits yang meriwayatkan bahwa Nabi SAW apabila hendak turun sujud, mendahulukan kedua lutunya terlebih dahulu sebelum kedua tangan nya, berikut adalah terjemahan dari hadits nya :

Dari Wail bin Hujr, ia berkata :” aku melihat Nabi SAW apabila sujud, beliau meletakan dulu kedua lututnya sebelum kedua tangan nya. Dan apabila bangkit beliau mengangkat kedua tangan nya sebelum kedua lututnya (H.R. Abu Dawud, tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Hadits yang hampir serupa makna nya juga terdapat di H.R. al-Haitsami; Mawarid adh-Dhama’n, 132:487, H.R. Baihaqi ; as-Sunan Al-Kubra, 2:99,  dan salah satu hadits riwayat Ibnu Abi Syaibah; yang berbunyi :
“Telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyyah dari Hajjaj dari Abi Ishhaq ia berkata : Sahabat-sahabat Abdullah apabila sujud mereka meletakan dulu lutut sebelum tangan.

Kebanyakan para ulama berpendapat “bahwa yang lebih utama bagi yang akan sujud hendaklah dengan meletakan kedua lututnya kemudian kedua tangannya berdasarkan hadits Wail bin Hujr (Taudhih al-Ahkam, 2:260)

Menurut al-Khathabi :”hadits ini lebih shahih (kuat) daripada hadits Abu Hurairah (Fathu al-Bari, 2:414)


Lebih jelasnya lagi mari kita lihat dalam video berikut ini bagaimana cara unta duduk dan berdiri :


Cara unta duduk :


Cara unta berdiri :



(Riki Nuryadin)
Sumber :
1.       Zakaria, Aceng., Al-Hidayah, Ibnazka press, Garut,  2009
2.       Hassan, Abdul Qadir.,  Ilmu Musthalah Hadits , Diponegoro, Bandung, 2002
3.       Hassan, Achmad., Soal – jawab 1 – 2, Diponegoro, Bandung , 1996
4.       Hassan, Achmad., Soal – jawab 3 – 4, Diponegoro, Bandung , 1996
5.       Baqi, Muhammad Fuad Abdul., Shahih Muslim, Pustaka As-Sunnah, Jakarta, 2010
6.       Hambal, Ahmad., Al-Musnad Li I-iman Ahmad Ibn Hanbal, Daru & Fikri, Beirut,  1991

No comments:

Post a Comment

Repositori Institusional Di Perguruan Tinggi

Oleh : Riki Nuryadin riki.nuryadin@upi.edu riki.nuryadin@gmail.com Abstrak: Institusional repositori adalah sebuah wadah o...